Porak poranda negeri ini..
Mungkin dilihat dari judul saja
sudah sangat rumit, apalagi jika persoalan negeri ini dijabarkan satu persatu,
maka betapa terkuras air mata bumi pertiwi.
INDONESIA. Sudah berapa lama
Indonesia terjajah bangsa asing?. Sejarah adalah hal yang harus diingat jika kita mengaku
sebagai anak negeri, begitupun sejarah terjajahnya Indonesia dan perjuangan
melepaskan diri dari jeratan imperialisme.
Jika berbicara mengenai INDONESIA. Katanya tanah kita tanah surga?, Tetapi jika dilihat di zaman seperti
sekarang ini, apakah masih
terlihat seperti surga?. Bukan hanya dari faktor bencana alam saja, tetapi
manusia yang berperan penting dalam kehidupan dan kelangsungan bumi ini. Telah jelas dikatakan dalam q.s
Al-Baqarah: 30, manusia adalah sumber daya yang melebihi sumber daya apapun
yang ada didunia ini. Dijadikannya manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
diatas segala makhluk ciptaan Allah, dan dijadikan sebagai khalifah fil ardh.
Bahkan gunung pun tak sanggup mengemban amanah dakwah, dan betapa hebatnya
manusia, manusia mampu menerima amanah itu untuk menyebarkan dakwah hingga
harus mengorbankan harta dan jiwanya.
Terkait dengan hal khalifah.
Seperti yang kita ketahui,
Khalifah adalah pemimpin dan sebaik-baiknya pemimpin yang mampu membawa umatnya
menuju jalan kebaikan. Jika
berkaca pada kepemimpinan umat kontemporer saat ini, jika dibandingkan dengan
kepemimpinan Rasulullah saw. Sungguh
betapa jauh dan tidak dapat diukur dengan skala apapun. Mengapa?. Tentu hal
tersebut bisa kita rasakan sendiri saat ini, dimana harga BBM naik, elpiji
naik, harga sembako naik, ongkos angkutan umum naik, harga karet turun, nilai
tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah, tunjangan PNS dicabut, dan gaji
pejabat malah dinaikkan. Itu
hanyalah segelintir yang dapat penulis sebutkan, namun yang lebih mengetahui
kehidupan sesungguhny atau yang sebenarnya kita rasakan adalah masyarakat itu
sendiri.
Jadi kita sudah bisa mengukur
sejauh mana kepemimpinan saat ini yang sudah cukup membuat rakyat semakin
sulit, apakah cukup hanya dengan kartu sehat saja?. Atau kartu Indonesia
sabar?. Ketika seorang
pemimpin tidak memintingkan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya, maka apakah
kita masih harus patuh terhadap pemimpin yang seperti itu?. Jawabannya ada pada diri pembaca.
Tidak bermaksud membongkar apa
yang ada dibalik kepemimpinan kontemporer (sekarang) namun mencoba atau
berupaya menyadarkan paradigma berpikir masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan
yang tanpa aba-aba kita terima dengan lapang dada, walau sebenarnya tidak
sesuai yang kita
harapkan. Maka dari itu,
seorang pemimpin biasanya disebut dengan manajer yang berupaya mengatur seluruh
staff nya agar mencapai
tujuan bersama tanpa merugikan pihak manapun. Namun apa yang terjadi saat ini adalah
dimana manusia tidak diperlakukan sebagai seorang manusia yang sebagaimana
mestinya. Contohnya saja pekerja/ karyawan yang seharusnya mendapat jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja. Namun
mereka sama skali tidak dihiraukan apabila mereka sakit, kelaparan, tidak
diberi keringanan sedikit apabila tidak masuk gaji dipotong dan lain
sebagainya.
Yang difikirkan oleh seorang penguasa
saat ini, hanya bagaimana mencapai tujuan
yang ia dan kelompoknya inginkan,
dengan tidak memperhatikan orang-orang yang memeras keringat untuknya. Mengapa demikian?. Jawabannya hanya
satu. Karena tidak ada komitmen terhadap janji yang mereka ucapkan. Kok bisa?. Mereka
berjanji ” saya bersumpah (diatas alqur’an) tidak akan menerima sesuatu apapun yang tidak berkaitan
dengan kepentingan bersama”. Mengapa kalau mereka dikasih uang sogokan
mereka ambil?. Karena bahasa yang digunakan ketika bersumpah adalah tidak
menerima sesuatu, jadi ketika ada yang
memberi mereka uang sogokan/ suap tentu saja mereka terima karena yang tidak
diterimanya hanya sesuatu, bukan uang, hehe.
Itulah terkadang bahasa saja bisa
diputar balikkan oleh orang-orang yang diberikan Allah akal yang sempurna,
namun tidak dipergunakan dengan sebaiknya. Namun ketika ia mempergunakan akal
tersebut untuk hal negatif, maka mohon maaf ia tidak lebih hina dari seekor hewan. Karena hewan saja nurut jika disuruh,
lalu mengapa manusia yang memiliki akal tidak bisa patuh?.
Sekilas hanya membahas seputar
sumber daya manusia yang seharusnya memanusiakan manusia atau dengan kata lain
memperlakukan manusia dengan sebagaimana layaknya manusia. Jadi kita kembali
lagi pada judul diatas, bahwasannya solusi untuk INDONESIA kedepan agar bisa
menyongsong masa depan yang lebih baik. Maka kita perbaiki Sumber Daya
Manusianya terlebih dahulu, kita tanamkan jiwa-jiwa komitmen didalam diri
manusia. Sehingga jika pribadi manusia memiliki komitmen yang jelas maka outputnya akan baik.
Untuk membangun komitmen tersebut maka harus ditanami dengan nilai-nilai
islami, mendekatkan diri pada Allah, karena hanya Allah sebaik-baiknya penolong. Untuk saat ini utamakan
pendidikan pada masyarakat,
tetapi bukan pendidikan yang justru malah membodohi masyarakat.
Penulis : Choirunnisa
Kebijakan
Publik PD KAMMI Palembang