Selasa, 14 April 2015

Istimewanya Seorang Mu'min

Tidak ada seorangpun yang lebih mulia di sisi Allah azza wajalla selain seorang mukmin. Firasatnya adalah nur Allah, ucapannya adalah titah Al-Quran dan Sunnah, langkahnya terarah menuju jannah sejati, doanya makbul, senyumnya pun menyejukkan kekeringan.

Tidak ada satu perbuatanpun yang tidak di dasari oleh hukum Islam. Bergembira terhadap kebaikan, dan berduka cita terhadap keburukan. Ingatlah saudaraku, amalan seorang mukmin itu senantiasa berpahala walaupun hanya dalam sesuap makanan yang diangkat kemulut istrinya, Subhanallah.
Rasulullah Saw bersabda:
Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Seorang mukmin akan selalu mengingat Rabbnya baik dalam keadaan susah maupun senang. Dalam langkahnya yang terengah, kesedihan yang melahirkan gundah, Allah azza wajalla selalu menjadi ujung tombak setiap penyelesaian masalah. Tanpa ada rasa keluh dan kesah, karena hidupnya hanya diniatkan untuk ibadah.

Seorang mukmin siap melaksanakan haknya terhadap mukmin lainnya. Ia akan selalu melihat saudaranya dengan penuh rasa hormat, mencitainya didalam hatinya, menyantuni saudaranya dengan harta yang di miliki, tidak menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya, menjenguk saudara bila ada yang sakit, melayat jenazah saudaranya, dan tidak pernah memperbincangkan kecuali kebaikan setelah saudaranya wafat.

Seorang mukmin ditekankan untuk selalu tetap kuat dalam segala medan, semangatnya membara menembus langit, karena sesungguhnya Allah sangat menyukai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah. Tidak suka berandai-anda terhadap apa yang menimpa dirinya, akan tetapi ia akan berhusnudzon terhadap kebaikan dan keburukan yang ia alami.

Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." 

Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." (HR. Muslim)
Ia adalah penyelamat saudaranya dari kejahatan dirinya dan orang lain. Melihat masalah secara parsial, kebijaksanaan adalah ciri khas tiada tergantikan. Subhanallah.

0 komentar:

Posting Komentar