Rabu, 15 April 2015

Kapankan Indonesia akan Menyongsong Masa Depan? Saat Kebijakan tidak Mampu Memanusiakan Manusia

Porak poranda negeri ini..
Mungkin dilihat dari judul saja sudah sangat rumit, apalagi jika persoalan negeri ini dijabarkan satu persatu, maka betapa terkuras air mata bumi pertiwi.
INDONESIA. Sudah berapa lama Indonesia terjajah bangsa asing?. Sejarah adalah hal yang  harus diingat jika kita mengaku sebagai anak negeri, begitupun sejarah terjajahnya Indonesia dan perjuangan melepaskan diri dari jeratan imperialisme.
Jika berbicara mengenai  INDONESIA.  Katanya tanah kita tanah surga?,  Tetapi jika dilihat di zaman seperti sekarang ini,  apakah masih terlihat seperti surga?. Bukan hanya dari faktor bencana alam saja, tetapi manusia yang berperan penting dalam kehidupan dan kelangsungan bumi ini.  Telah jelas dikatakan dalam q.s Al-Baqarah: 30, manusia adalah sumber daya yang melebihi sumber daya apapun yang ada didunia ini. Dijadikannya manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diatas segala makhluk ciptaan Allah, dan dijadikan sebagai khalifah fil ardh. Bahkan gunung pun tak sanggup mengemban amanah dakwah, dan betapa hebatnya manusia, manusia mampu menerima amanah itu untuk menyebarkan dakwah hingga harus mengorbankan harta dan jiwanya.  
Terkait dengan hal khalifah.
Seperti yang kita ketahui, Khalifah adalah pemimpin dan sebaik-baiknya pemimpin yang mampu membawa umatnya menuju jalan kebaikan.  Jika berkaca pada kepemimpinan umat kontemporer saat ini, jika dibandingkan dengan kepemimpinan Rasulullah saw.  Sungguh betapa jauh dan tidak dapat diukur dengan skala apapun. Mengapa?. Tentu hal tersebut bisa kita rasakan sendiri saat ini, dimana harga BBM naik, elpiji naik, harga sembako naik, ongkos angkutan umum naik, harga karet turun, nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah, tunjangan PNS dicabut, dan gaji pejabat malah dinaikkan.  Itu hanyalah segelintir yang dapat penulis sebutkan, namun yang lebih mengetahui kehidupan sesungguhny atau yang sebenarnya kita rasakan adalah masyarakat itu sendiri.
Jadi kita sudah bisa mengukur sejauh mana kepemimpinan saat ini yang sudah cukup membuat rakyat semakin sulit, apakah cukup hanya dengan kartu sehat saja?. Atau kartu Indonesia sabar?.  Ketika seorang pemimpin tidak memintingkan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya, maka apakah kita masih harus patuh terhadap pemimpin yang seperti itu?.  Jawabannya ada pada diri pembaca.
Tidak bermaksud membongkar apa yang ada dibalik kepemimpinan kontemporer (sekarang) namun mencoba atau berupaya menyadarkan paradigma berpikir masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan yang tanpa aba-aba kita terima dengan lapang dada, walau sebenarnya tidak sesuai yang  kita harapkan.  Maka dari itu, seorang pemimpin biasanya disebut dengan manajer yang berupaya mengatur seluruh staff  nya agar mencapai tujuan bersama tanpa merugikan pihak manapun.  Namun apa yang terjadi saat ini adalah dimana manusia tidak diperlakukan sebagai seorang manusia yang sebagaimana mestinya. Contohnya saja pekerja/ karyawan yang  seharusnya mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.  Namun mereka sama skali tidak dihiraukan apabila mereka sakit, kelaparan, tidak diberi keringanan sedikit apabila tidak masuk gaji dipotong dan lain sebagainya.  
Yang difikirkan oleh seorang penguasa saat ini, hanya bagaimana mencapai  tujuan yang  ia dan kelompoknya inginkan, dengan tidak  memperhatikan orang-orang  yang memeras keringat untuknya.  Mengapa demikian?. Jawabannya hanya satu. Karena tidak ada komitmen terhadap janji yang mereka ucapkan. Kok bisa?. Mereka berjanji ” saya bersumpah (diatas alqur’an) tidak akan menerima sesuatu apapun yang tidak berkaitan dengan kepentingan bersama”. Mengapa kalau  mereka dikasih uang sogokan mereka ambil?. Karena bahasa yang digunakan ketika bersumpah adalah tidak menerima sesuatu, jadi ketika ada yang memberi mereka uang sogokan/ suap tentu saja mereka terima karena yang tidak diterimanya hanya sesuatu, bukan uang, hehe.
Itulah terkadang bahasa saja bisa diputar balikkan oleh orang-orang yang diberikan Allah akal yang sempurna, namun tidak dipergunakan dengan sebaiknya.  Namun ketika ia mempergunakan akal tersebut untuk hal negatif, maka mohon maaf ia tidak lebih hina dari seekor  hewan.  Karena hewan saja nurut jika disuruh, lalu mengapa manusia yang memiliki akal tidak bisa patuh?.
Sekilas hanya membahas seputar sumber daya manusia yang seharusnya memanusiakan manusia atau dengan kata lain memperlakukan manusia dengan sebagaimana layaknya manusia. Jadi kita kembali lagi pada judul diatas, bahwasannya solusi untuk INDONESIA kedepan agar bisa menyongsong masa depan yang lebih baik. Maka kita perbaiki Sumber Daya Manusianya terlebih dahulu, kita tanamkan jiwa-jiwa komitmen didalam diri manusia. Sehingga jika pribadi manusia memiliki komitmen yang  jelas maka outputnya akan baik. Untuk membangun komitmen tersebut maka harus ditanami dengan nilai-nilai islami, mendekatkan diri pada Allah, karena hanya Allah sebaik-baiknya penolong.  Untuk saat ini utamakan pendidikan  pada masyarakat, tetapi bukan pendidikan yang justru malah membodohi masyarakat. 

Penulis : Choirunnisa 
              Kebijakan Publik PD KAMMI Palembang




0 komentar:

Posting Komentar