Senin, 30 Maret 2015

Demikian Tabiat Dakwah Sesungguhnya

Dakwah. Seindah namanya, sebaik penyerunya,  dan sehebat perintis peradaban Islam oleh para pendahulunya. Para Nabi, Sahabat, dan para Tabiin. Demikian goresan sejarah mencatat prestasi-prestasi gemilang di zamannya, sehingga mampu merengkuh peradaban terbesar dalam sejarah dua pertiga dunia berhasil di futuh kan.

Namun, kita perlu memahami bahwa jalan dakwah bukanlah jalan yang dipenuhi kesenangan dan kenyamanan. Tabiat dakwah senantiasa berhadapan langsung dengan kesukaran, penghinaan, pengusiran, intimidasi bahkan kekerasan fisik. Demikian tabiat dakwah Islam ini disadari oleh ‘As’ad bin Zurarah. Saat orang-orang Madinah (Yastrib) akan  membaiat Rasulullah SAW untuk menolong dan membantu misi beliau, maka berdirilah ‘As’ad bin Zurarah seraya berseru kepada mereka.

رُوَيْدًا يَا أَهْلَ يَثْرِبَ فَإِنَّا لَمْ نَضْرِبْ إلَيْهِ أَكْبَادَ الاِبِلِ إِلاَّ وَنَحْنُ نَعْلَمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ، وَإِنَّ إِخْرَاجَهُ اليَوْمَ مُنَاوَأَةٌ لِلْعَرَبِ كَافَّةً وَقَتْلَ خِيَارِكُمْ، وَأَنْ تَعَضَّكُمُ السُّيُوْفُ.فَإِمَّا أَنْتُمْ قَوْمٌ تَصْبِرُوْنَ عَلَى ذَلِكَ فَخُذُوْهُ وَأَجْرُكُمْ عَلَى اللهِ، وَأِمَّا أَنْتُمْ قَوْمٌ تَخَاُفُوْنَ مِنْ أَنْفُسِكُمْ خِيْفَةً فَذَرُوْهُ.فَبِيْنُوْا ذَلِكَ فَهُوَ أَعْذَرُ لَكُمْ عِنْدَ اللهِ.
Dalam lembaran-lembaran sejarah, sejak dahulu kala sampai sekarang hingga Hari Kiamat, jalan dakwah islamiyah merupakan jalan yang sukar dan penuh onak duri. Para pengusung dakwah ini selalu berhadapan dengan pengusiran, penjara, pembunuhan dan siksaan dalam segala bentuk, termasuk yang paling sadis sekalipun yang tak pernah dilakukan binatang terbuas di bumi ini.

Al-Qur’an yang agung telah mencatat kisah-kisah para pendahulu kita dalam mensyiarkan cahaya dakwah. Kita tahu bagaimana Nabi Hud, Nuh, Sholeh dan para Nabi lainnya dianiaya kaum mereka sendiri karena menyerukan dakwah yang diemban, Demikian juga mantan tukang sihir Fir’aun yang dibantai karena mengimani kenabian Musa as, bagaimana juga segolongan kaum mukminin dalam kisah Ashhabul Ukhdud dihukum dengan cara dilempar ke parit-parit penuh kobaran api. Rasulullah SAW pun tak luput dari hal seperti ini. Karena beliau juga membawa apa yang yang mereka bawa.

Demikian kisah-kisah heroik para pendahulu yang seharusnya mampu menyadarkan kita sebagai aktivis dakwah, bahwa dakwah bukanlah zona yang nyaman, penuh ketenangan, dan bergelimang tawa. Inilah tabiat dakwah yang berlaku sepanjang zaman dan tempat. Hal ini semata-mata karena substansi dakwah yang diemban, berlaku lurus dengan keimanan dan kebenaran yang rengkuh para aktivis dakwah.

Apa yang kita alami saat ini, merupakan pengulangan dari kisah para pendahulu dakwah. Kita sedang mengulang kisah Muhammad SAW ketika dianiaya kafir Quraisy, Yusuf yang dibuang saudaranya. Semua ini adalah pengulangan dari kisah pengemban dakwah terdahulu, bahkan belum seberapa jika dibandingkan dengan pedang-pedang yang berkelabatan di atas kepala kaum muslim zaman dahulu. Bahkan nyawapun menjadi taruhan. Belum seberapa.

Namun yakinilah!. Pengulangan penaklukan kota Mekah akan kita ulangi kembali walaupun dalam kisah, waktu dan tempat yang berbeda. Apa yang Alloh catatkan dalam Surat al-Fath, tentang keberhasilan Rasulullah memfutuhkan kiblat kaum Muslimin, Insya Alloh akan kita rengkuh kembali.

(1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu  kemenangan yang nyata, (2) supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, (3) dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (4) Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah  tentara langit d

an bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (AL FATH 1-4)

Dan hebatnya ternyata sekuat apapun pukulan dan goncangan itu, kita masih hidup, masih menyandang status sebagai aktivis dakwah, masih  bersatu dalam sebuah lingkaran yang bernama ukhuwah Islamiyah. “pukulan yang tidak mematikanmu, pasti akan membuatmu lebih kuat” demikian yang dilontarkan Anis Matta. maka, ujian apapun yang menghampiri akan menjadi momentum besar sebagai charger iman, komitmen, dan pengorbanan terhadap dakwah.

Diakhir tulisan ini saya ingin menyadur sebuah kalimat penyemangat yang akan membangunkan kita semua dari tidur panjang ini.
“Apabila ada orang-orang yang menonjolkan diri sebagai pendakwah Islam, namun tidak mendapatkan rintangan yang berarti, atau bahkan hidup dengan penuh kenikmatan, padahal di hadapan mereka ada para thoghut yang memusuhi Islam dan kaum muslimin sebagaimana yang terjadi di setiap jengkal bumi saat ini, maka mereka itu pada hakekatnya belum pas dalam berdakwah seperti dakwah para nabi dan rasul, atau tidak membawa dakwah islamiyah yang semestinya, atau memang ia sebenarnya tersesat dari jalan yang benar, menyeru manusia kepada yang bukan petunjuk.”

Wallahu’alam. 

0 komentar:

Posting Komentar