Setiap orang memiliki potensi masing-masing dan setiap orang juga berhak
untuk menentukan bidang yang ingin mereka geluti. Namun bagi kader dakwah
khususnya kader KAMMI sudah menjadi
kewajiban untuk mengkorelasikan antara aktivitas pribadi dan dakwah. Jika
Ridwan Kamil mengatakan pekerjaan yang menyenangkan di dunia adalah hobi yang
dibayar, maka tidak berlebihan jika saya juga mengatakan, bahwa pekerjaan yang paling menguntungkan di dunia
adalah hobi yang bernilai pahala. “Lakukan segala apa yang mampu kalian
amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kaian sendiri merasa jemu.” (HR.
Bukhari). Berdakwah akan sangat menyenangkan jika kita berkontribusi melalui
hal-hal yang kita gemari.
Saya sangat
mengapresiasi KAMMDA palembang yang sudah mefasilitasi kader-kader komisariat di
palembang, dengan memberikan suguhan yang sangat jarang didapatkan dibangku
kuliah khusunya saya (anak teknik) yakni “Training Jurnalistik Profetik”. Ini adalah hal baru bagi saya dan jujur ini
bukan bidangku. Namun ini bukanlah masalah keahlian tapi kemauan kita untuk
menggeluti sesuatu yang baru karena
dakwah butuh sebuah inovasi. Jika dakwah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu
lidah, tak perlu anggota badan yang lain (mengutip kalimat salim A. Fillah).
Tapi dakwah menuntut kita dari semua lini, termasuk kecanggihan teknologi. Maka
dari itu pentingnya kader KAMMI untuk menggeluti bidang jurnalistik (menulis,
desain grafis, editing film/video). Dan sekali lagi ini bukan masalah keahlian,
tapi kemauan dan kebutuhan. Karena keahlian akan didapatkan jika diawali dari
ketertariakan (kemauan). Lalu untuk Kebutuhan siapa? Kebutuhan kita untuk
berinovasi dalam berdakwah.
Dua hari
waktu yang sangat singkat untuk mengetahui banyak hal tentang jurnalistik,
namun dua hari sudah cukup untuk mengetuk kesadaran kami akan pentingnya
membaca, menulis, desain grafis, serta pembuatan video. Senang bisa bertemu
dengan kader-kader tangguh komisariat plaju, UIN, Al-Izzah (baturaja), Al-quds (unsri),
semoga akan banyak lahir jurnais-jurnalis baru dari kader KAMMI yang dapat
berkontribusi terhap dien dan negeri ini.
Jadilah pengukir sejarah, bukan
korban sejarah.
Jadilah pribadi yang penuh potensi
bukan pribadi yang rendah diri.
Jadilah manusia perkasa bukan manusia
biasa.
Bergeraklah Maju! Bukan malu-malu.
Terakhir,
ubahlah dunia ini dengan kelembutan bukan kekerasan. Abadikan karya-karya kita
dengan sebuah tulisan guna untuk generasi-generasi yang akan datang. “Karena
Menulis merupakan kerja untuk keabadian peradaban manusia” (Tazma / jurnalis
Sindo News).
Penulis
Rahmad Elji Silsilia
Ketum KAMMI Al-Hadiid
Alumni Angk-1 SCGD Jurnalistik KAMMDA Palembang
0 komentar:
Posting Komentar