Senin, 07 September 2015

Bukan masalah Keahlian, Tapi Kemauan dan kebutuhan



Setiap orang memiliki potensi masing-masing dan setiap orang juga berhak untuk menentukan bidang yang ingin mereka geluti. Namun bagi kader dakwah khususnya  kader KAMMI sudah menjadi kewajiban untuk mengkorelasikan antara aktivitas pribadi dan dakwah. Jika Ridwan Kamil mengatakan pekerjaan yang menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar, maka tidak berlebihan jika  saya juga mengatakan, bahwa pekerjaan yang paling menguntungkan di dunia adalah hobi yang bernilai pahala. “Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kaian sendiri merasa jemu.” (HR. Bukhari). Berdakwah akan sangat menyenangkan jika kita berkontribusi melalui hal-hal yang kita gemari.
            Saya sangat mengapresiasi KAMMDA palembang yang sudah mefasilitasi kader-kader komisariat di palembang, dengan memberikan suguhan yang sangat jarang didapatkan dibangku kuliah khusunya saya (anak teknik) yakni “Training Jurnalistik Profetik”.  Ini adalah hal baru bagi saya dan jujur ini bukan bidangku. Namun ini bukanlah masalah keahlian tapi kemauan kita untuk menggeluti sesuatu yang  baru karena dakwah butuh sebuah inovasi. Jika dakwah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain (mengutip kalimat salim A. Fillah). Tapi dakwah menuntut kita dari semua lini, termasuk kecanggihan teknologi. Maka dari itu pentingnya kader KAMMI untuk menggeluti bidang jurnalistik (menulis, desain grafis, editing film/video). Dan sekali lagi ini bukan masalah keahlian, tapi kemauan dan kebutuhan. Karena keahlian akan didapatkan jika diawali dari ketertariakan (kemauan). Lalu untuk Kebutuhan siapa? Kebutuhan kita untuk berinovasi dalam berdakwah.
            Dua hari waktu yang sangat singkat untuk mengetahui banyak hal tentang jurnalistik, namun dua hari sudah cukup untuk mengetuk kesadaran kami akan pentingnya membaca, menulis, desain grafis, serta pembuatan video. Senang bisa bertemu dengan kader-kader tangguh komisariat plaju, UIN, Al-Izzah (baturaja), Al-quds (unsri), semoga akan banyak lahir jurnais-jurnalis baru dari kader KAMMI yang dapat berkontribusi terhap dien dan negeri ini.
Jadilah pengukir sejarah, bukan korban sejarah.
Jadilah pribadi yang penuh potensi bukan pribadi yang rendah diri.
Jadilah manusia perkasa bukan manusia biasa.
Bergeraklah Maju! Bukan malu-malu.
            Terakhir, ubahlah dunia ini dengan kelembutan bukan kekerasan. Abadikan karya-karya kita dengan sebuah tulisan guna untuk generasi-generasi yang akan datang. “Karena Menulis merupakan kerja untuk keabadian peradaban manusia” (Tazma / jurnalis Sindo News).

Penulis 
Rahmad Elji Silsilia
Ketum KAMMI Al-Hadiid
Alumni Angk-1 SCGD Jurnalistik KAMMDA Palembang
                

0 komentar:

Posting Komentar